Lembah Kerajaan Crimson kini menjadi arena bagi benturan kekuatan purba. Sephiroth, The One Sang Pembantai, telah selesai menganalisis kekuatan Cadis Etrama di Raizel, sang Noblesse Agung yang telah membangkitkan kekuatan Raja. Ketegangan memuncak, dan di kejauhan, Alice Cullen menyaksikan dengan napas tertahan, visinya yang kini tajam menangkap setiap detail mengerikan dari pertarungan para dewa.
Pengujian Berakhir: Kekuatan Bertemu Kekuatan
Sephiroth akhirnya mengakhiri fase pengamatannya. Wajahnya tetap tanpa emosi, namun ada kilatan intens di mata peraknya, sebuah antisipasi dingin yang menandakan dimulainya pertarungan yang sesungguhnya.
"Cukup," suara Sephiroth bergema, kini lebih kuat, lebih mutlak. "Aku telah memahami batas kekuatanmu, Noblesse."
Begitu kata-kata itu terucap, aura yang selama ini ditekan oleh Sephiroth tiba-tiba meledak. Lifestream di sekelilingnya bergolak liar, tidak lagi hanya menjadi perisai, melainkan memanifestasikan dirinya dalam bentuk energi yang kasat mata, melingkupi Sephiroth dalam cahaya hijau zamrud yang mengerikan. Tekanan yang dipancarkannya begitu dahsyat hingga Frankenstein, yang berdiri di samping Raizel, merasakan tulang-tulangnya bergetar.
Raizel, meskipun merasakan tekanan yang luar biasa, tidak gentar. Kemarahan di matanya semakin membara. Ia tahu bahwa inilah momen yang ditunggunya—pertarungan dengan kekuatan penuh The One.
Tarian Kehancuran: Masamune Melawan Darah Raja
Pertarungan kembali pecah, namun kali ini dengan intensitas yang jauh melampaui sebelumnya. Sephiroth tidak lagi hanya menangkis. Masamune, pedang legendarisnya, akhirnya beraksi dengan kekuatan penuh. Bilah tipis itu melesat di udara, menciptakan garis-garis perak yang membelah ruang.
Raizel merespons dengan Perintah Darah-nya. Ia memanggil lebih banyak energi darah, membentuk proyeksi bilah-bilah besar dari darah padat yang saling beradu dengan Masamune. Dentuman-dentuman keras memenuhi lembah, setiap benturan mengirimkan gelombang kejut yang meruntuhkan puncak-puncak gunung di sekitarnya.
* Kecepatan yang Membingungkan: Sephiroth bergerak dengan kecepatan yang nyaris tak terlihat oleh mata vampir sekalipun. Ia bukanlah kecepatan semata, melainkan sinkronisasi sempurna antara pikiran dan tubuh, di mana setiap gerakan adalah pemikiran. Raizel, dengan refleks dan kecepatan Noblesse, mengimbangi, mengubah medan pertempuran menjadi kabur.
* Kekuatan yang Tak Terbayangkan: Raizel melancarkan rentetan serangan Blood Field yang lebih terkonsentrasi, membentuk pusaran darah yang berusaha melahap Sephiroth. Namun, Sephiroth hanya berdiri di tengah pusaran itu, dan dengan ayunan Masamune, ia membelah pusaran itu menjadi dua, menyebarkan energinya ke segala arah, menciptakan ledakan-ledakan yang meruntuhkan formasi batuan.
* Kontrol Lifestream vs. Kekuatan Raja: Sephiroth tidak hanya bertarung dengan pedangnya. Ia memanipulasi Lifestream di sekitar Raizel, menciptakan tekanan udara yang membelenggu, atau mengalirkan energi ke tanah untuk menghambat gerak Raizel. Namun, Raizel, dengan kekuatannya sebagai Raja, mampu menolak kendali itu. Ia menggunakan auranya untuk membersihkan Lifestream di sekelilingnya dari pengaruh Sephiroth, menciptakan zona-zona "kemurnian" di tengah dominasi The One.
Frankenstein, meskipun sangat kuat, mendapati dirinya kesulitan untuk masuk ke dalam pertarungan antara dua raksasa ini. Setiap kali ia mencoba mendekat dengan Dark Spear-nya, gelombang kejut dari benturan kekuatan mereka akan mendorongnya mundur, bahkan membuatnya merasa sakit. Ini adalah pertarungan para raja, dan ia hanyalah pelayan yang setia.
Visinya Alice: Pertarungan Para Dewa
Di kejauhan, Alice, yang menggenggam tangan Edward dengan erat, melihat semuanya. Visinya begitu kuat, begitu detail, hingga ia merasa seolah berada di sana. Ia melihat setiap kilatan Masamune, setiap gelombang Blood Field, setiap ekspresi dingin di wajah Sephiroth dan setiap tekad yang membara di mata Raizel.
Ia melihat kehancuran yang tak terlukiskan, bukan hanya pada lanskap, tetapi pada tatanan energi dunia itu sendiri. Ini bukan sekadar pertarungan, melainkan benturan dua entitas primordial yang merepresentasikan konsep yang berlawanan: dominasi total melawan kebebasan murni.
Meskipun ia mencintai Adrian, melihat Sephiroth dalam wujud aslinya, bertarung dengan kekuatan yang telah menghancurkan dunia kuno, membuat Alice merasakan ketakutan yang dalam. Namun, ia juga melihat tekad Raizel, yang berjuang demi kebebasan, dan itu memberinya harapan. Pertarungan ini jauh dari selesai, dan Alice tahu, hasilnya akan menentukan takdir semua yang ada.