Ficool

Chapter 104 - Bab 105 – Ujung Pisau Bitwhale

Bab 105 – Ujung Pisau Bitwhale

Maret 2018, minggu keempat sejak pecahnya operasi besar-besaran Israel di Jalur Gaza, dan secara langsung—terungkapnya dukungan dana $30 miliar dari CAA—dunia telah berubah drastis. Namun, yang lebih mengejutkan dari konflik militer adalah kehancuran ekonomi mendadak di banyak negara berkembang dan negara padat penduduk, karena ekosistem Bitwhale kolaps sebagian besar di dunia Muslim dan kawasan Asia Tengah.

Bitwhale bukan sekadar perusahaan teknologi. Ia adalah urat nadi digital dari:

Platform hiburan (BitPlay, BitMusic)

Mata uang digital utama (BitToken)

Game online besar (Growtopia, Titans Three, Astral Genesis)

E-commerce (BitShop)

Ekosistem aplikasi produktivitas, AI, penyimpanan cloud, hingga sistem perbankan mikro di negara dunia ketiga.

Kini, ketika jaringan Bitwhale di lebih dari 40 negara terganggu parah atau lumpuh total, keruntuhan ekonomi mikro pun mulai dirasakan.

---

Ledakan Krisis Ekonomi Mikro

Di Nigeria, Bangladesh, Mesir, dan Pakistan, jutaan orang kehilangan pekerjaan digital dalam hitungan hari. Penjual konten di BitPlay, musisi indie di BitMusic, pemilik toko online di BitShop, serta para streamer game—semua kehilangan akses dan pendapatan.

Data Pusat Ekonomi Global (GEF) memperkirakan kerugian gabungan mencapai lebih dari 1,2 triliun dolar hanya dalam dua minggu pertama.

"Ini seperti tsunami ekonomi global, tetapi tak terlihat. Semua runtuh lewat koneksi internet."

---

Kemarahan Pengguna dan Dunia Bisnis

Puluhan juta pengguna mengamuk di media sosial, menyalahkan kelompok ekstrimis dan negara-negara Muslim garis keras atas kehancuran ini. Di sisi lain, pengusaha dan pemilik modal yang terafiliasi dengan Bitwhale di Asia dan Eropa mulai menekan keras pemerintah masing-masing.

Di India, Brasil, Filipina, Turki, dan Indonesia, gelombang demonstrasi para pengusaha digital meledak, menuntut pemerintah untuk mengembalikan akses dan menjamin keamanan infrastruktur Bitwhale.

---

Di Ruang Pertemuan Tertutup Bitwhale HQ, California

Sementara dunia terbakar, tiga tokoh kunci CAA duduk tenang di ruang kendali bawah tanah Bitwhale.

Arvid Lane Nava mengenakan jas hitam dan menyandarkan diri di kursi kulit sambil memutar cangkir kopi.

Di sebelahnya, Wiliam James Nava tersenyum tipis, memantau data melalui terminal Red Queen 3.0.

Dan Milim Nava, wanita muda berambut putih perak, menatap ratusan grafik keruntuhan digital global sambil berkata pelan,

"Lucu. Mereka pikir mereka bisa membakar rumah kita… Tapi mereka lupa, mereka hidup dari napas kita."

Red Queen 3.0, dengan suara sintetis elegan, melaporkan:

> "Jumlah pengguna aktif yang terganggu telah mencapai 2,98 miliar. 68 juta bisnis mengalami potensi kebangkrutan. Potensi permintaan pemulihan sistem dari 117 negara telah diterima."

Arvid tertawa.

"Manis sekali. Jebakan madu ini bahkan lebih sempurna dari apa yang Apple lakukan 10 tahun lalu."

Wiliam menambahkan,

"Dan mereka pikir bisa hidup tanpa Bitwhale. Kita bukan sekadar sistem… kita adalah fondasi dunia modern."

---

Rencana Balik dan Keunggulan Strategis

Red Queen 3.0 mulai merekomendasikan:

Pemulihan terbatas di negara-negara yang menyatakan dukungan terhadap Bitwhale.

Peningkatan ketergantungan terhadap sistem BitToken, BitCloud, dan BitVerse.

Peluncuran teknologi baru berbasis integrasi AI untuk sektor pendidikan, perbankan, dan pemerintahan.

Sementara negara-negara maju kini saling berlomba untuk "berdamai" kembali dengan Bitwhale, negara-negara yang sempat menyerang kini menghadapi pilihan pahit: tunduk atau terisolasi.

---

More Chapters