Ficool

Chapter 25 - Bab 25 — Isu Dorian dan Identitas yang Terancam

Bab 25 — Isu Dorian dan Identitas yang Terancam

Hari itu, suasana kantor pusat Bitwhale di San Francisco tampak biasa. Namun di ruang rapat eksekutif lantai 21, ekspresi wajah Milim Nava dan Wiliam James berubah tegang. Mereka baru saja selesai membaca berita viral pagi ini:

> "Seorang pria bernama Dorian Nakamoto mengaku sebagai pencipta Bitcoin: Satoshi Nakamoto."

— CNBC, TechCrunch, dan seluruh media global

Milim melempar ponselnya ke atas meja. "Astaga, siapa sih si Dorian ini? Mana bisa dia ngaku-ngaku? Dunia percaya pula!"

Wiliam mengusap wajahnya. "Kalau ini dibiarkan, semua bakal kacau. Apalagi kalau mulai ada wartawan menggali lebih dalam. Kita harus segera koordinasi."

Milim mengangguk. Ia segera mengambil ponselnya dan menekan speed dial ke nomor Arvid Lane.

Setelah beberapa detik, suara khas Arvid terdengar dari seberang:

> "Yo, ada apa pagi-pagi begini nelpon panik?"

Wiliam langsung memotong, "Lo udah liat berita? Tentang Dorian Nakamoto?"

Suara Arvid terdengar menghela napas panjang. "Ya, Clarissa nunjukin tadi pagi. Gila, itu bener-bener ngawur. Kita harus jaga supaya publik nggak mulai curiga."

Milim menimpali dengan nada ketus, "Kalau dia terus diwawancara, terus nama Satoshi dikait-kaitkan sama wajah itu, citra Bitcoin bisa kacau. Padahal... kita tahu siapa yang sebenarnya bikin."

> "Tenang," kata Arvid, kini terdengar lebih serius. "Selama kita bertiga tetap bungkam, identitas Satoshi yang asli nggak akan pernah bocor. Biarkan dunia percaya apa yang mereka mau. Semakin banyak teori muncul, semakin aman posisi kita."

Wiliam tertawa kecil, "Ironis, ya. Kita yang menciptakan seluruh sistem ini... malah harus bersembunyi dan pura-pura sibuk urus hal lain."

> "Itu harga dari ketenangan," sahut Arvid. "Dan kalau boleh jujur... aku seneng Dorian ngaku-ngaku. Artinya, perhatian publik akan teralihkan dari kita."

Milim menatap Wiliam, lalu tersenyum sinis. "Jadi kita biarin aja dunia percaya kalau kakek itu pencipta Bitcoin?"

> "Yup," jawab Arvid ringan. "Selama itu nggak menggoyahkan teknologi dan kepercayaan ke Bitcoin, malah lebih baik ada 'tumbal' publik."

Percakapan itu berakhir dengan tawa kecil dari mereka bertiga, seolah menertawakan dunia yang selalu mencari kebenaran — tapi kadang terlalu mudah percaya pada yang salah.

Namun di balik senyuman mereka, mereka tahu:

Rahasia ini akan mereka bawa sampai mati.

---

Setelah percakapan mereka yang cukup menggugah di telepon, Milim akhirnya mendapatkan ide yang agak tidak biasa — tetapi sangat cocok dengan sifat nakalnya yang jenius. Sambil duduk di kursi ruang rapat eksekutif, Milim menatap layar laptopnya dengan tatapan serius yang segera berubah menjadi senyum licik.

"Bagaimana kalau kita benar-benar mempermainkan dunia ini?" ujarnya, matanya menyipit penuh perhitungan. "Aku akan buka akun Satoshi Nakamoto dan menulis sesuatu yang bikin semua orang bingung."

Wiliam James, yang semula duduk dengan tenang di kursi, menoleh ke arah Milim, terkejut mendengar usulan tersebut. "Apa kamu serius, Milim? Kamu tahu kan kalau dunia crypto ini sangat sensitif. Kita sudah cukup jauh menyembunyikan identitas asli kita."

Milim tertawa, memiringkan tubuhnya ke belakang dan meluruskan kaki. "Serius? Bukankah itu justru yang menyenangkan? Dunia ini penuh dengan orang yang menduga-duga. Kita sudah bersembunyi terlalu lama, kenapa nggak sekalian beri mereka sesuatu yang lebih 'menantang'?"

Wiliam menggelengkan kepala, namun ada senyum tipis yang muncul di bibirnya. "Jangan-jangan kamu cuma ingin melihat dunia gila karena kebingungan mereka. Tapi, apakah kamu yakin kamu bisa mengendalikan semuanya setelah itu?"

Milim mengedipkan mata. "Tenang saja. Aku sudah berencana dengan matang. Aku hanya akan membuka akun itu, menulis pesan, dan langsung membuat dunia berpikir lebih dalam. Kita nggak akan memberi clue apapun tentang siapa sebenarnya Satoshi Nakamoto. Kita cuma bikin mereka bertanya-tanya lagi."

Wiliam yang masih ragu-ragu menatap Milim dan kemudian menghubungi Arvid untuk mendiskusikan lebih lanjut. Tak lama, Arvid menjawab lewat telepon.

> "Apa yang Milim rencanakan lagi? Aku harap ini bukan ide gila yang bakal membuat masalah." suara Arvid terdengar curiga.

Milim langsung angkat suara, "Relax, Arvid. Aku cuma mau buka kembali akun Satoshi, tanpa memberikan clue tentang identitas. Aku ingin lihat mereka semua kebingungan lagi."

Arvid terdiam sejenak. Kemudian ia menghela napas panjang. "Baiklah, tapi ada satu syarat. Jangan sampai dunia tahu siapa kita sebenarnya. Jangan beri petunjuk apapun yang bisa mengarah ke kita."

Milim mengangguk penuh semangat. "Tentu saja. Aku hanya akan menulis sesuatu yang mengarah ke kebingungan, dan membuat mereka bertanya-tanya. Hanya sebuah lelucon kecil untuk dunia crypto yang terlalu serius ini."

Wiliam kemudian berbicara lagi, "Pastikan pesanmu tidak terlalu menggoda. Jangan sampai kamu memberi mereka ide untuk menggali lebih dalam."

Milim tersenyum nakal. "Santai aja, Wiliam. Aku tahu apa yang aku lakukan."

---

Tak lama setelah diskusi tersebut, Milim langsung menuju laptopnya dan mulai mengetik. Dengan cepat, ia mengakses akun Satoshi Nakamoto yang telah lama terbengkalai. Ia membuka kembali forum Bitcointalk.org, tempat pertama kali Bitcoin muncul di dunia maya, dan mulai menulis sebuah pesan.

Setelah beberapa menit mengetik dan memperhatikan setiap kalimat dengan hati-hati, Milim akhirnya menekan tombol post.

Pesan yang muncul di forum adalah sebagai berikut:

---

Satoshi Nakamoto

Bitcoin Creator

Posted: April 2014

> "Menurutmu, apakah saya benar Dorian Nakamoto? Atau mungkin saya yang lain? Mari kita bermain tebak-tebakan! Dunia ini penuh dengan pertanyaan, tapi kadang kita terlalu serius dengan jawabannya. Jangan khawatir, aku hanya sedang mengingatkan kita semua untuk berhenti berpikir terlalu keras. #KeepItFun #Bitcoin"

---

Milim menekan tombol send dan menutup laptopnya dengan senyum puas.

---

Keesokan harinya, dunia crypto seketika dikejutkan oleh pesan tersebut. Forum Bitcointalk kembali ramai dengan diskusi panas. Para penggemar crypto, analis, dan media sosial mulai membanjiri pesan tersebut, mencoba mencari petunjuk tentang siapa yang sebenarnya berada di balik akun Satoshi Nakamoto. Beberapa teori mulai bermunculan, dan satu hal yang pasti: mereka semua kebingungan.

Reaksi media mulai menggema di seluruh dunia:

> "Pesan terbaru dari Satoshi Nakamoto: Apakah ini lelucon besar?"

— Bitcoin Magazine

"Dorian Nakamoto, atau bukan? Semua orang mempertanyakan kebenaran di balik pesan ini."

— TechCrunch

---

Milim, Wiliam, dan Arvid duduk bersama di kantor Bitwhale, menyaksikan reaksi dunia terhadap pesan tersebut.

Wiliam mengusap wajahnya dengan kedua tangan. "Jangan bilang kita bakal menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk menghadapinya."

Arvid tertawa, tampak lega meskipun ada sedikit ketegangan. "Sudahlah, biarkan mereka sibuk mencari jawaban. Kita sudah cukup lama di bawah radar. Sekarang biarkan dunia bermain dengan tebakan mereka."

Milim mengangguk, menatap layar ponselnya yang penuh dengan pemberitahuan tentang pesan barunya. "Aku suka melihat mereka bingung. Dunia crypto kadang terlalu serius. Ini saatnya kita membuat mereka tersenyum sedikit."

Namun, meskipun mereka tertawa, mereka tahu bahwa keputusan ini bisa berisiko. Dunia crypto penuh dengan spekulasi, dan hanya satu kata yang bisa mengguncang pasar. Tapi untuk saat ini, mereka merasa bahwa permainan ini layak dimainkan.

---

More Chapters