*Bab 1: Kembalinya ke Kampung Halaman*
Cherry berdiri di depan jendela kereta, menatap pemandangan luar yang terus berubah dari kota metropolitan menjadi pedesaan yang hijau dan tenang. Dia tidak pernah menyangka bahwa setelah sekian lama, dia akan kembali ke kampung halamannya, sebuah desa kecil bernama Ravenswood yang dikelilingi hutan lebat dan bukit-bukit hijau. Desa ini terkenal dengan cerita-cerita horor dan penampakan hantu yang katanya menghantui penduduknya.
Cherry meninggalkan Ravenswood sepuluh tahun yang lalu setelah tragedi yang menyakitkan. Ayahnya meninggal dalam keadaan misterius, dan ibunya memutuskan untuk pindah ke kota besar demi mencari kehidupan yang lebih baik. Sekarang, setelah ibunya meninggal dunia, Cherry kembali untuk menutup rumah keluarga dan mengurus warisan yang ditinggalkan.
Saat kereta memasuki stasiun kecil Ravenswood, Cherry merasa ada sesuatu yang tidak beres. Stasiun itu tampak lebih tua dan lebih sunyi daripada yang dia ingat. Ketika dia keluar dari stasiun, Cherry melihat sosok familiar berdiri di dekat jalan, menunggunya dengan senyum hangat.
"Cheri!" seru sosok itu, berlari menghampiri Cherry dengan langkah ringan.
Cherry tersenyum saat melihat sahabat lamanya, Cheryna, yang kini tampak lebih dewasa dan cantik. Mereka berpelukan erat, saling mengucapkan rindu setelah bertahun-tahun tidak bertemu.
"Apa kabar, Cheri?" tanya Cheryna, matanya berbinar-binar. "Aku dengar kamu kembali untuk mengurus rumah keluarga. Aku senang kamu kembali, tapi aku juga khawatir."
Cherry mengerutkan kening. "Khawatir? Kenapa?"
Cheryna menunduk sejenak sebelum menjawab, "Desa kita ini... ada yang tidak beres belakangan ini. Banyak kejadian aneh, dan beberapa orang bilang kalau hantu-hantu mulai kembali muncul. Aku takut kamu tidak siap menghadapi semua ini sendirian."
Cherry tertawa ringan, berusaha meredakan kekhawatiran Cheryna. "Aku sudah dewasa sekarang, Yna. Aku bisa menjaga diri sendiri. Tapi aku berterima kasih kamu mau menemaniku."
Cheryna mengangguk, dan keduanya berjalan menuju rumah Cherry yang terletak di ujung desa, dekat dengan hutan yang angker. Saat mereka berjalan, Cherry merasakan ada sesuatu yang mengawasi mereka dari balik pepohonan. Dia menggigil, meskipun matahari masih tinggi di langit.
"Aku rasa kita harus berhati-hati," bisik Cherry pada Cheryna. "Ada sesuatu yang tidak enak di sini."
Cheryna menatapnya dengan serius. "Aku tahu, Cheri. Dan aku rasa kamu akan segera tahu apa yang sebenarnya terjadi di desa ini."
*Bab 2: Rahasia di Balik Pepohonan*
Saat mereka berjalan menuju rumah Cherry, udara mulai berubah menjadi lebih dingin. Cherry merasakan ada sesuatu yang tidak beres, seolah-jenis energi gelap mengintai di sekitar mereka. Cheryna tampaknya juga merasakannya, karena dia terus menatap sekitar dengan waspada.
Setelah beberapa menit berjalan, mereka akhirnya tiba di rumah Cherry. Rumah itu tampak tua dan sedikit terbengkalai, tetapi Cherry masih bisa melihat kenangan-kenangan indah masa lalunya di sana. Cheryna membantu Cherry membuka pintu yang berderit, dan mereka masuk ke dalam rumah yang dipenuhi debu.
"Wow, rumah ini benar-benar terbengkalai," kata Cheryna sambil melihat-lihat ruangan.
Cherry mengangguk. "Ibu jarang kembali ke sini setelah ayah meninggal. Aku rasa dia tidak tega melihat tempat ini tanpa ayah."
Cheryna menempatkan tangannya di bahu Cherry. "Aku yakin ayahmu masih bersama kalian dalam bentuk lain."
Cherry tersenyum sedih. "Aku harap begitu."
Setelah membereskan sebagian kecil rumah, Cherry dan Cheryna memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar desa untuk melihat perubahan apa saja yang telah terjadi selama Cherry tidak ada. Saat mereka berjalan, Cherry kembali merasakan ada yang mengawasi mereka dari balik pepohonan.
"Yna, apa kamu tahu tentang hutan ini?" tanya Cherry, menatap pepohonan yang gelap dan menjulang tinggi.
Cheryna ragu sejenak sebelum menjawab, "Ada rumor kalau hutan ini adalah tempat bagi mereka yang tidak diinginkan oleh desa. Beberapa orang bilang kalau ada sesuatu yang jahat bersembunyi di dalamnya."
Cherry mengerutkan kening. "Apa kamu percaya?"
Cheryna menatap Cherry dengan serius. "Aku tidak tahu apa yang harus aku percaya, tapi aku tahu satu hal: hutan ini tidak aman. Beberapa penduduk desa telah melapor kehilangan beberapa orang yang pergi ke hutan dan tidak pernah kembali."
Tiba-tiba, angin bertiup kencang, membuat ranting-ranting pohon bergoyang-goyang. Cherry dan Cheryna berhenti berjalan, menatap ke arah hutan dengan perasaan waspada.
"Aku rasa kita harus kembali ke rumah," bisik Cherry. "Aku tidak suka ini."
Cheryna mengangguk, dan keduanya berbalik arah. Saat mereka berjalan kembali, Cherry bisa merasakan ada sesuatu yang mengikuti mereka, menunggu momen yang tepat untuk menyerang.
*Bab 3: Malam Pertama di Ravenswood*
Malam pertama Cherry di Ravenswood terasa sangat berbeda dari yang dia bayangkan. Setelah berjalan-jalan seharian, Cherry merasa lelah dan memutuskan untuk beristirahat lebih awal. Cheryna juga memutuskan untuk menginap di rumah Cherry, sebagian besar karena dia tidak ingin meninggalkan Cherry sendirian di rumah yang angker ini.
Saat mereka duduk di ruang tamu, Cherry menyalakan beberapa lilin untuk menerangi ruangan karena listrik di rumah itu tampak tidak stabil. Mereka berbicara tentang kenangan lama dan kehidupan mereka sekarang, berusaha untuk mengalihkan perhatian dari perasaan tidak nyaman yang menghantui mereka.
Namun, seiring berjalannya waktu, percakapan mulai terhenti, dan keduanya menjadi lebih diam. Cherry merasakan ada sesuatu yang tidak beres di rumah ini, sesuatu yang dia tidak bisa jelaskan. Dia terus mendengar suara-suara aneh, seperti langkah kaki di lantai atas atau pintu yang berderit pelan.
"Yna, kamu dengar itu?" bisik Cherry, menatap Cheryna dengan mata waspada.
Cheryna mengangguk perlahan. "Aku juga mendengarnya. Aku rasa kita harus mengecek lantai atas."
Cherry mengangguk, dan keduanya beranjak dari sofa. Mereka berjalan dengan hati-hati, mencoba untuk tidak membuat suara berisik. Saat mereka mencapai lantai atas, Cherry merasakan sesuatu yang dingin menyelimuti tubuhnya.
Tiba-tiba, pintu kamar Cherry terbuka sendiri, seolah-olah ada yang mendorongnya dari dalam. Cherry dan Cheryna berhenti di depan pintu,
*Bab 4: Mengungkap Rahasia*
Cherry dan Cheryna bergegas meninggalkan kamar, berusaha untuk keluar dari rumah itu secepat mungkin. Saat mereka mencapai tangga, mereka mendengar suara langkah kaki yang lebih keras, seolah-olah sesuatu sedang mengejar mereka.
"Ayo, lebih cepat!" seru Cheryna, menarik tangan Cherry.
Mereka berlari menuju pintu depan, tetapi saat mereka mencapainya, pintu itu tidak bisa dibuka. Seolah-olah ada yang mengunci pintu dari luar.
"Apa ini?" Cherry bertanya, panik.
Cheryna mencoba membuka jendela, tetapi semuanya terkunci rapat. Mereka terjebak di dalam rumah.
Tiba-tiba, lampu lilin di ruang tamu mulai padam satu per satu, meninggalkan mereka dalam kegelapan total. Cherry dan Cheryna saling berpegangan tangan, berusaha untuk tidak panik.
Dalam kegelapan, Cherry mendengar suara bisikan lembut di telinganya. "Aku menunggu kamu, Cherry."
Cherry berbalik, mencoba untuk melihat siapa yang berbicara, tetapi tidak ada siapa-siapa di sana. Cheryna juga mendengar suara itu, dan dia menarik Cherry lebih dekat.
"Ayo, kita cari jalan lain," bisik Cheryna.
Mereka bergerak dengan hati-hati, mencoba untuk menemukan jalan keluar lain. Saat mereka mencapai dapur, mereka melihat sebuah pintu kecil yang tersembunyi di balik lemari. Pintu itu terbuka sedikit, seolah-olah mengundang mereka untuk masuk.
"Aku rasa ini jalan keluar," kata Cherry, membuka pintu lebih lebar.
Mereka masuk ke dalam pintu itu dan menemukan diri mereka di sebuah lorong gelap yang panjang. Lorong itu tampaknya menuju ke suatu tempat yang tidak diketahui.
"Apa kamu yakin ini ide yang bagus?" tanya Cheryna, suaranya penuh keraguan.
Cherry mengangguk. "Aku harus tahu apa yang terjadi di sini. Ayo, kita lihat ke mana lorong ini membawa kita."
Mereka melangkah maju, memasuki lorong gelap itu dengan hati yang berdebar-debar. Apa yang mereka temukan di ujung lorong itu? Apakah mereka akan berhasil keluar dari rumah itu, atau apakah mereka akan terjebak selamanya?
*Bab 5: Rahasia di Balik Lorong*
Cherry dan Cheryna melangkah maju, memasuki lorong gelap itu dengan hati yang berdebar-debar. Lorong itu tampak tidak pernah digunakan, debu dan kotoran memenuhi lantai. Mereka berjalan dengan hati-hati, mencoba untuk tidak membuat suara berisik.
Saat mereka berjalan, lorong itu mulai berbelok-belok, membawa mereka semakin dalam ke dalam rumah. Cherry dan Cheryna saling menatap, bertanya-tanya apa yang mereka temukan di ujung lorong itu.
Tiba-tiba, mereka mendengar suara air yang mengalir. Lorong itu mulai terang, dan mereka melihat cahaya di depan mereka. Mereka berbelok lagi, dan tiba-tiba mereka berada di sebuah ruangan besar yang dipenuhi dengan benda-benda antik.
Di tengah ruangan, ada sebuah meja besar dengan lilin-lilin yang menyala. Di atas meja, ada sebuah buku besar yang terbuka, menunjukkan halaman-halaman yang penuh dengan tulisan tangan.
Cherry mendekati meja, penasaran dengan apa yang tertulis di buku itu. Saat dia melihat halaman-halaman itu, dia merasakan bulu kuduknya berdiri. Tulisan-tulisan itu tampak seperti milik ayahnya.
"Aku tidak percaya," kata Cherry, suaranya gemetar. "Ini buku catatan ayahku."
Cheryna mendekati Cherry, melihat-lihat halaman-halaman itu. "Apa yang dia tulis di sini?" dia bertanya.
Cherry membolak-balik halaman-halaman itu, mencari tahu apa yang ayahnya tulis. Saat dia menemukan halaman yang tepat, dia merasakan jantungnya berdebar-debar.
"Ada sesuatu yang tidak beres di desa ini," Cherry membaca. "Sesuatu yang tidak bisa dijelaskan. Aku harus menemukan jawabannya sebelum terlambat."
Cherry dan Cheryna saling menatap, bertanya-tanya apa yang ayah Cherry maksudkan. Apakah dia menemukan sesuatu yang berbahaya? Apakah itu yang menyebabkan kematiannya?
Tiba-tiba, mereka mendengar suara langkah kaki di lorong. Suara itu semakin dekat, dan Cherry dan Cheryna tahu bahwa mereka harus bersembunyi. Mereka mencari tempat persembunyian, tetapi tidak ada tempat yang aman.
*Bab 6: Bayangan di Malam*
Cherry dan Cheryna mencari tempat persembunyian, tetapi tidak ada tempat yang aman di ruangan itu. Mereka memutuskan untuk bersembunyi di balik tirai yang tebal, berharap bahwa siapa pun yang datang tidak akan melihat mereka.
Suara langkah kaki semakin dekat, dan Cherry dan Cheryna menahan napas. Mereka mendengar suara pintu ruangan dibuka, dan cahaya lilin di meja mulai berkedip-kedip.
Tiba-tiba, sebuah bayangan muncul di depan pintu. Cherry dan Cheryna menatap ke arah bayangan itu, mencoba untuk melihat siapa itu. Bayangan itu tampaknya sedang mencari sesuatu, dan Cherry dan Cheryna bisa merasakan bahwa dia sedang menatap ke arah mereka.
Cherry dan Cheryna menahan napas, berharap bahwa bayangan itu tidak akan melihat mereka. Tetapi, bayangan itu tampaknya semakin dekat, dan Cherry dan Cheryna bisa merasakan bahwa mereka sedang dalam bahaya.
Tiba-tiba, bayangan itu berhenti di depan tirai yang menyembunyikan Cherry dan Cheryna. Cherry dan Cheryna menatap ke arah bayangan itu, mencoba untuk melihat siapa itu. Dan kemudian, bayangan itu berbicara dengan suara yang lembut.
"Cheri..."
Cherry dan Cheryna saling menatap, bertanya-tanya siapa yang berbicara. Apakah itu ayah Cherry? Atau apakah itu sesuatu yang lain?
*Bab 7: Pengakuan*
Bayangan itu berhenti di depan tirai, dan Cherry dan Cheryna bisa merasakan napasnya yang dingin. Mereka menahan napas, berharap bahwa bayangan itu tidak akan menemukan mereka.
"Cheri..." suara itu berbicara lagi, kali ini lebih jelas.
Cherry dan Cheryna saling menatap, dan Cherry memutuskan untuk mengambil risiko. Dia membuka tirai sedikit, dan melihat wajah yang membuatnya terkejut.
"Ayah?" Cherry bertanya, suaranya gemetar.
Bayangan itu tidak menjawab, tetapi Cherry bisa melihat kelegaan di matanya. Cherry membuka tirai lebih lebar, dan melihat bahwa bayangan itu memang ayahnya.
"Ayah, apa yang terjadi?" Cherry bertanya, suaranya penuh dengan pertanyaan.
Ayah Cherry tidak menjawab, tetapi dia menarik Cherry dan Cheryna ke dalam pelukan yang erat. Cherry dan Cheryna merasa lega, tetapi juga penasaran.
"Ayah, apa yang terjadi?" Cherry bertanya lagi.
Ayah Cherry menarik napas dalam-dalam, dan kemudian berbicara dengan suara yang lembut. "Aku tidak bisa menjelaskannya sekarang, Cheri. Tapi aku harus memberitahu kamu sesuatu. Desa ini tidak aman. Ada sesuatu yang jahat di sini, dan aku harus melindungimu."
Cherry dan Cheryna saling menatap, bertanya-tanya apa yang ayah Cherry maksudkan. Apakah desa ini benar-benar tidak aman? Dan apa yang jahat itu?
*Bab 8: Keputusan*
Ayah Cherry menarik napas dalam-dalam, dan Cherry bisa melihat ketakutan di matanya. "Aku harus memberitahu kamu sesuatu, Cheri," dia berkata dengan suara yang lembut. "Desa ini tidak aman. Ada sesuatu yang jahat di sini, dan aku harus melindungimu."
Cherry dan Cheryna saling menatap, bertanya-tanya apa yang ayah Cherry maksudkan. Apakah desa ini benar-benar tidak aman? Dan apa yang jahat itu?
"Aku tidak mengerti, Ayah," Cherry berkata, suaranya penuh dengan pertanyaan. "Apa yang terjadi di desa ini?"
Ayah Cherry menarik napas dalam-dalam lagi. "Aku tidak bisa menjelaskannya sekarang, Cheri. Tapi aku harus memberitahu kamu bahwa kita harus pergi dari sini. Sekarang juga."
Cherry dan Cheryna saling menatap, dan Cherry bisa melihat ketakutan di mata Cheryna. Mereka tahu bahwa ayah Cherry tidak akan berbohong, dan mereka harus percaya padanya.
"Baik, Ayah," Cherry berkata, suaranya tegas. "Kita akan pergi dari sini."
Ayah Cherry mengangguk, dan kemudian dia menarik Cherry dan Cheryna ke arah pintu. "Ayo, kita harus pergi sekarang juga," dia berkata.
Mereka berjalan dengan cepat, mencoba untuk tidak membuat suara berisik. Cherry bisa merasakan jantungnya berdebar-debar, dan dia tahu bahwa mereka harus berhati-hati.
Tiba-tiba, mereka mendengar suara langkah kaki di belakang mereka. Ayah Cherry berhenti dan menoleh ke belakang, dan Cherry bisa melihat ketakutan di matanya.
"Apa itu?" Cherry bertanya, suaranya gemetar.
Ayah Cherry tidak menjawab, tetapi dia menarik Cherry dan Cheryna ke arah yang berbeda. Mereka berlari dengan cepat, mencoba untuk melarikan diri dari sesuatu yang tidak diketahui.
*Bab 9: Pelarian*
Mereka berlari dengan cepat, mencoba untuk melarikan diri dari sesuatu yang tidak diketahui. Ayah Cherry menarik Cherry dan Cheryna ke arah hutan, dan mereka berlari di antara pepohonan yang lebat.
Cherry bisa merasakan jantungnya berdebar-debar, dan dia tahu bahwa mereka harus berhati-hati. Mereka berlari selama beberapa menit, dan kemudian ayah Cherry berhenti di depan sebuah gua kecil.
"Kita harus bersembunyi di sini," ayah Cherry berkata, suaranya rendah.
Cherry dan Cheryna mengangguk, dan mereka berdua masuk ke dalam gua. Ayah Cherry mengikuti mereka, dan kemudian dia menarik sebuah batu besar untuk menutupi pintu gua.
"Kita harus diam," ayah Cherry berkata, suaranya hampir berbisik. "Mereka tidak boleh menemukan kita."
Cherry dan Cheryna saling menatap, bertanya-tanya siapa yang ayah Cherry maksudkan. Apakah mereka sedang dikejar oleh sesuatu yang jahat?
Mereka berdiam diri, menunggu dan mendengarkan. Cherry bisa merasakan napasnya yang berat, dan dia tahu bahwa mereka harus berhati-hati.
Tiba-tiba, mereka mendengar suara langkah kaki di luar gua. Ayah Cherry menarik Cherry dan Cheryna ke arahnya, dan mereka berdua berdiam diri, menunggu dan mendengarkan.
Suara langkah kaki itu semakin dekat, dan Cherry bisa merasakan jantungnya berdebar-debar. Apakah mereka akan berhasil bersembunyi?
*Bab 10: Pertemuan*
Suara langkah kaki di luar gua semakin dekat, dan Cherry bisa merasakan napasnya yang berat. Ayah Cherry menarik Cherry dan Cheryna ke arahnya, dan mereka berdua berdiam diri, menunggu dan mendengarkan.
Tiba-tiba, suara langkah kaki berhenti di depan pintu gua. Cherry bisa merasakan jantungnya berdebar-debar, dan dia tahu bahwa mereka harus berhati-hati.
Ayah Cherry menarik Cherry dan Cheryna ke arahnya, dan mereka berdua berdiam diri, menunggu dan mendengarkan. Suara napas yang berat terdengar di luar gua, dan Cherry bisa merasakan ketakutan yang semakin meningkat.
Tiba-tiba, batu besar yang menutupi pintu gua mulai bergerak. Cherry bisa merasakan jantungnya berdebar-debar, dan dia tahu bahwa mereka harus siap.
Batu besar itu terbuka sedikit, dan Cherry bisa melihat sosok yang berdiri di depan pintu gua. Sosok itu memiliki mata yang tajam dan wajah yang pucat.
"Ayah?" Cherry bertanya, suaranya gemetar.
Sosok itu menatap Cherry, dan Cherry bisa merasakan ketakutan yang semakin meningkat. Apakah sosok itu ayahnya, atau apakah itu sesuatu yang lain?
`LANJUT PART - 02 KALAU RAME`