Ficool

Chapter 4 - 4. Di Bawah Awan Menangis, Di Atas Danau Abadi

Sementara Wu Xuan menikmati makan malamnya yang sederhana namun sarat makna di gunung terlarang, dunia di luar sana terus bergerak, tak peduli akan keabadian seseorang yang mengasingkan diri. Di alam atas, jauh di timur, di atas hamparan luas Danau Air Mata, berdiri sebuah paviliun megah yang tampak seolah-olah menggantung di udara, menopang langit itu sendiri. Weeping Cloud Paviliun—sebuah tempat yang hanya disebut dalam legenda oleh para kultivator di alam bawah, kini bersinar dalam segala kemegahannya.

Paviliun itu menjulang ke langit, dan di atas puncaknya awan-awan menggulung membentuk lingkaran, seakan menandai sesuatu yang tak bisa dijelaskan oleh kata-kata. Petir menyambar-nyambar di antara awan tersebut, tapi tak satupun sambaran mengganggu kedamaian yang terpancar dari formasi kuno yang mengelilingi area tersebut. Formasi itu bukan hanya pelindung, tetapi juga penyegel dunia, yang membuat siapa pun yang bukan tamu undangan tidak akan mampu menjejakkan kaki ke wilayah ini.

Di udara, melayang anggun namun kuat, berdiri seorang wanita muda. Gaun hitam dengan garis merah membentuk siluet Phoenix menempel rapat di tubuhnya, menonjolkan aura dingin namun membara. Rambutnya panjang berwarna merah darah, terurai hingga ke pinggang, dan kulitnya—putih bak salju yang tak tersentuh oleh debu duniawi. Wajahnya adalah perwujudan dari kecantikan surgawi: sempurna, dingin, dan tak terjangkau. Ia adalah Bai Shuyan, murid keempat dan juga murid terakhir dari Wu Xuan. Dalam dirinya mengalir kekuatan serta warisan terakhir dari sang Leluhur yang telah menghilang selama seratus ribu tahun lebih.

Di sekeliling Bai Shuyan, berdiri beberapa kultivator lain—para murid dari sekte Nameless Patch cabang alam atas. Mereka semua mengenakan jubah dengan simbol lingkaran ungu yang dikelilingi empat binatang kuno: naga, phoenix, qilin, dan kunpeng—simbol dari pendiri sejati mereka, Wu Xuan.

Nameless Patch Sect di alam atas telah menjadi raksasa yang diam-diam menaungi ribuan planet dan menguasai satu galaksi penuh. Mereka bisa saja menjadi sekte terkuat mutlak di seluruh alam atas, namun entah mengapa, para murid Wu Xuan tak pernah mengambil langkah tersebut. Mereka diam, memperkuat fondasi, dan hanya bergerak saat diperlukan. Bai Shuyan kini memimpin semua itu, dan dalam kekuatan kultivasinya yang telah mencapai tingkat Celestial Monarch, tidak banyak yang berani menentangnya.

Di hadapan paviliun, ribuan kultivator dari berbagai sekte dan kekaisaran berkumpul. Mereka semua menunggu momen langka dibukanya Weeping Cloud Paviliun—sebuah peristiwa yang hanya terjadi sekali setiap sepuluh ribu tahun. Mereka datang dengan penuh harap dan ketamakan, sebab rumor mengatakan bahwa di tiap lantai paviliun terdapat ujian. Siapa pun yang lolos dari ujian itu akan mendapatkan harta karun langka, bahkan bisa membuat kultivasi seseorang melonjak drastis dalam sekejap.

"Konon katanya di setiap lantai paviliun akan ada semacam ujian. Jika lolos di ujian tersebut, akan ada hadiah yang langka," gumam seorang kultivator dari sekte pedang di kejauhan.

Bai Shuyan yang mendengar hal itu hanya tersenyum tipis, penuh ironi. Ia sudah beberapa kali mengikuti peristiwa ini. Ia tahu, hadiah-hadiah itu memang langka, namun dalam pandangannya, semua itu tak lebih dari serpihan debu jika dibandingkan dengan apa yang pernah diajarkan oleh gurunya.

"Hadiah itu tak sebanding dengan satu kalimat dari Guru..." ucap Bai Shuyan dingin, namun suaranya terdengar jelas di tengah riuh ribuan orang, membuat banyak kultivator seketika terdiam dan menunduk. Aura keagungan serta kekuatan dari Bai Shuyan tak bisa disangkal—ia bukan hanya seorang genius, tapi juga pewaris semangat Wu Xuan yang abadi.

Saat itulah, dari sisi lain paviliun, muncul sosok dengan pakaian kekaisaran. Langkahnya mantap dan wajahnya penuh senyum percaya diri. Ia adalah Pangeran Ling Feng dari Kekaisaran Langit Lingyao, seorang kultivator muda yang telah mencapai puncak Law Sovereign di usia sepuluh ribu tahun,bagi kultivator alam atas usia itu masih muda dan dikenal memiliki bakat luar biasa serta keangkuhan setara dengan kekuatan militernya.

Ling Feng menghampiri Bai Shuyan dengan tatapan penuh minat, jelas niatnya bukan hanya diplomasi sekte.

"Putri Bai," sapa Ling Feng dengan senyum ramah dan nada yang dibuat sedemikian rupa agar terdengar hangat namun menunjukkan statusnya.

Namun Bai Shuyan tidak menoleh. Ia masih memandang ke arah paviliun, matanya dingin dan tajam, seolah tak ada satu pun makhluk yang layak untuk membuatnya berbalik.

"Jika kau datang untuk berbicara tentang Weeping Cloud, maka simpanlah nafasmu. Jika kau datang untuk hal lain... kau seharusnya tahu tempatmu, Ling Feng," ucap Bai Shuyan dengan suara tenang namun dingin laksana pisau yang menusuk langsung ke harga diri.

Ling Feng tersenyum kaku, tapi ia belum menyerah.

More Chapters