Ficool

Chapter 34 - Bab 34 – Gaung Event Minecraft dan CoreVibe yang Siap Meluncur

Bab 34 – Gaung Event Minecraft dan CoreVibe yang Siap Meluncur

Setelah suksesnya event Minecraft besar yang diadakan Mojang pada 27 Juli di Los Angeles, suasana dunia internet seakan terbakar semangat. Para kreator besar Minecraft memuji skala event tersebut, dan banyak pihak menyebutnya sebagai keputusan jenius Mojang untuk memperkenalkan kembali dunia Minecraft dengan sentuhan komunitas global. Tagar seperti #MinecraftLegacy, #MojangEvent, dan #CraftWithCreators trending di berbagai platform, sementara penjualan game Minecraft di minggu itu mencatatkan lonjakan yang signifikan.

Sementara sorotan masih mengarah ke Mojang, sebuah tim kecil dari dunia kreator juga tengah bersorak. Gedung tiga lantai milik Arvid, yang menjadi markas tim CoreVibe, akhirnya merampungkan project token mereka. Arvid, Milim, Azka, dan 10 anggota tim merayakannya dengan sederhana tapi hangat—pizza, musik, dan canda tawa yang penuh harapan.

Di antara semua itu, Milim hadir dengan tampilan yang mencuri perhatian. Ia mengenakan blouse tipis lengan puff dengan rok mini plisket pastel, kaus kaki selutut, dan sneakers putih polos yang membuatnya tampak seperti tokoh langsung dari majalah mode gadis Asia Timur. Rambutnya dikuncir dua rendah, dihiasi pita kecil berwarna ungu muda. Milim tersenyum saat beberapa karyawan memujinya.

"Kamu kayak karakter drama Korea," celetuk Azka sambil tertawa.

"Aku lagi suka yang cute-cute gini. Mood kerja juga naik, lho," jawab Milim santai.

Setelah perayaan kecil itu, Arvid mengambil waktu menjelaskan ke seluruh tim bahwa CoreVibe siap dipublikasikan ke publik. Mereka berencana meluncurkannya di pasar crypto seperti Binance dan beberapa exchange lokal. Ia juga memperkenalkan fungsi utama CoreVibe sebagai sistem reward antara kreator dan fans, yang transparan, adil, dan tidak hanya mengandalkan sistem Adsense tradisional.

Milim menimpali dengan semangat, "Ini awal baru. Kalau jalan lancar, kita bisa bantu banyak kreator kecil juga tumbuh."

Tak hanya project crypto, Milim juga sedang menikmati popularitas barunya di TikTok dan Instagram, terutama karena klip-klip pendek kolaborasi Minecraft-nya yang viral dan juga gaya outfit modis ala gadis-gadis Korea dan Jepang yang sedang dia eksplorasi. Beberapa fans bahkan mulai menjulukinya "Idol YouTube".

Dengan dua dunia yang terus berkembang—kreator konten dan inovasi teknologi—Milim dan timnya siap melangkah lebih jauh dari sekadar studio konten biasa.

---

Tanggal 2 Agustus 2018 menjadi hari yang tidak akan dilupakan oleh tim kecil di balik nama CoreVibe. Sebuah platform yang awalnya hanya ide ambisius dari Arvid kini resmi melangkah ke dunia publik. Tepat pukul 10 pagi waktu Los Angeles, halaman utama CoreVibe resmi dibuka untuk publik. Diiringi dengan siaran live sederhana dari Milim dan Arvid di YouTube dan Twitch, mereka memperkenalkan misi CoreVibe:

> "Mengubah cara fans mendukung kreator – bukan hanya like, bukan hanya subscribe, tapi kontribusi nyata dengan sistem transparan dan mutual."

Milim tampil menawan dengan outfit kasual bergaya Asia Timur—crop hoodie ungu muda dengan celana pendek high-waist dan sneakers, tampak santai namun penuh semangat. "Kami ingin kalian punya tempat untuk benar-benar punya andil dalam pertumbuhan para kreator yang kalian cintai," ucapnya di hadapan ribuan penonton live.

Komunitas kreator merespons dengan cepat. Banyak YouTuber dan streamer indie menyambut antusias. Mereka melihat peluang untuk membangun komunitas yang lebih erat, tidak bergantung penuh pada algoritma atau iklan.

Dari komunitas crypto, reaksi pun bermunculan.

Beberapa analis memuji pendekatan CoreVibe yang menggabungkan Web3 dengan ekosistem kreator yang sudah mapan. Tagar #CoreVibeLaunch sempat masuk trending topik Twitter selama 6 jam, dan berbagai diskusi muncul di forum seperti Reddit, Bitcointalk, hingga Discord komunitas NFT.

"Proyek kecil yang bisa jadi besar kalau eksekusinya konsisten," tulis salah satu analis di Twitter.

"Milim dan Arvid bukan cuma kreator—mereka pelaku transformasi digital," komentar seorang penulis artikel di Medium yang viral.

Token CoreVibe juga langsung menarik perhatian. Meski masih dalam tahap awal dan belum listing di bursa besar seperti Binance, permintaan token dari komunitas beta tester cukup tinggi. CoreVibe membuka whitelist terbatas untuk pengguna awal dan kreator yang ingin mengintegrasikan sistemnya ke platform mereka.

Di tengah euforia ini, Arvid tetap tenang. "Ini baru langkah pertama. Kita masih harus hadapi regulasi, evaluasi pengguna, dan pengembangan sistem reward tahap dua."

Milim menimpali, "Tapi hari ini kita rayakan dulu. Karena akhirnya... CoreVibe bukan cuma ide lagi."

---

Dua minggu setelah peluncuran publik CoreVibe, platform itu mulai digunakan secara nyata oleh beberapa kreator yang telah lama mendukung proyek ini dari balik layar. Kreator pertama yang mengintegrasikan sistem reward CoreVibe secara penuh adalah KannaDraws, seorang ilustrator dan animator asal Kanada dengan basis fans yang solid di Twitter dan YouTube.

> "Gue pengen nyoba sistem ini karena fans gue sering bilang mereka pengen lebih dari sekadar like. Sekarang mereka bisa dukung project animasi gue dengan cara yang lebih direct," tulis Kanna dalam pengumumannya di X (Twitter).

Tak lama setelahnya, dua kreator Minecraft menengah—Blokzter dan NimaCrafts—mengintegrasikan CoreVibe ke server komunitas mereka. Setiap donasi melalui token CoreVibe dapat diubah menjadi item eksklusif kosmetik, voting untuk konten selanjutnya, hingga early access map baru.

Reaksi komunitas langsung pun bermunculan:

Pro:

"Akhirnya sistem yang transparan! Gak kayak adsense yang gak jelas jumlahnya."

"Gue seneng bisa bantu langsung tanpa lewat perantara. Ini kayak Patreon tapi next level."

Kontra:

"Apakah ini bakal jadi pay-to-win di konten kreator? Gue cuma penonton biasa."

"Gak semua orang ngerti crypto. Ini bisa bikin fans awam merasa ditinggal."

Diskusi pun meluas hingga ke komunitas Reddit seperti r/youtube dan r/cryptocurrency. Sebagian besar mendukung idenya, namun skeptis soal eksekusi jangka panjang, terutama soal adopsi massal dan risiko spekulasi token.

Di sisi internal, Milim dan Arvid aktif memantau dashboard interaksi. Beberapa fitur masih beta, namun respons awal menunjukkan tren positif. CoreVibe berhasil meraih 60.000 pengguna terdaftar dalam dua minggu, dengan 15 kreator aktif dan lebih dari 300.000 token transaksi yang sudah diproses.

Arvid pun mengumpulkan tim di lantai tiga gedung CoreVibe. "Kita mulai uji coba Creator Tiering minggu depan. Pastikan ada jalur onboarding sederhana untuk fans baru. Kita gak mau sistem ini terasa eksklusif hanya untuk yang ngerti crypto."

Milim, yang baru datang dengan outfit modern bergaya Harajuku—blazer oversize pink dengan rok mini dan stocking jaring—mengangguk sambil mengelus dagu. "Dan mungkin kita bikin video penjelasan visual. Pakai animasi lucu. Edukasi tanpa bikin orang ngantuk."

Tim CoreVibe tertawa kecil. Tekanan tinggi, tapi mereka tahu mereka sedang membangun sesuatu yang lebih besar dari sekadar proyek digital.

---

Tiga minggu pasca peluncuran CoreVibe, proyek yang semakin berkembang, suasana di kantor lantai tiga mulai sibuk kembali. Azka duduk di meja kerja dengan laptop terbuka, memantau server yang terus dibanjiri traffic dari seluruh dunia. CoreVibe mulai mendapatkan perhatian, tetapi dengan itu datang pula tantangan baru. Salah satunya adalah masalah teknis yang melibatkan delay distribusi reward kepada fans dari berbagai zona waktu.

Di sisi lain, Milim sibuk dengan perangkat barunya, berfokus pada detail mengenai legalitas dan regulasi token. Tim hukum tengah mendiskusikan status CoreVibe dengan berbagai otoritas internasional, mencoba memastikan bahwa tidak ada masalah hukum yang akan mengganggu jalannya proyek. Namun, di tengah kesibukan tersebut, sebuah berita besar muncul yang menarik perhatian Milim.

Di sela-sela pekerjaannya, Milim membuka aplikasi media sosial di ponselnya dan melihat berita besar yang menyebar. KSI vs Logan Paul — pertandingan tinju yang sedang menjadi sorotan seluruh dunia.

"Ah, ini dia!" seru Milim, terlihat sangat bersemangat. Berita itu menyebutkan bahwa Logan Paul akan kembali bertanding melawan KSI di Manchester Arena pada 25 Agustus 2018 dalam pertandingan tinju amatir yang disiarkan melalui YouTube Pay-Per-View.

"Kenapa jadi penasaran banget sama ini ya?" Milim bertanya sendiri sambil menatap layar ponselnya. "Ini pasti seru. Semua orang membicarakannya!"

Tanpa menunggu lama, Milim langsung menoleh ke arah Arvid yang sedang sibuk di mejanya. "Eh, Arvid! Kamu tahu kan tentang pertandingan tinju antara KSI dan Logan Paul itu?"

Arvid mengangkat alis, tak terduga dengan pertanyaan Milim. "Oh, kamu juga tertarik dengan itu?"

"Bukan cuma tertarik, aku super excited! Aku suka banget sama KSI waktu dia latihan di camp-nya Mayweather! Dan Logan juga makin serius. Aduh, aku gak bisa pilih antara keduanya!" Milim berkata dengan antusias, wajahnya berseri-seri.

Arvid yang sedang mencerna situasi merasa sedikit bingung. "Tunggu, kamu suka tinju?"

Milim mengangguk cepat. "Suka banget! Waktu SMP, aku ikut klub bela diri campuran. Tapi yang paling aku suka itu tinju. Tinju itu clean dan powerful banget. Footwork dan serangan baliknya itu seni, kamu tahu kan?"

Arvid masih terkejut, namun tak bisa menahan tawa kecilnya. "Wow, ternyata kita punya fan tinju di sini."

Milim tertawa ringan. "Ya, siapa sangka kan? Lagipula, ini acara besar, pasti seru banget. Kamu ikut nonton gak?"

Arvid berpikir sejenak. "Hmm, aku lebih banyak ngurusin proyek di sini, sih. Tapi kalau kamu mau, aku ikut aja. Tertarik banget sih, cuma gak terlalu ngerti tentang tinju."

Milim tersenyum lebar. "Yuk, kita nonton bareng! Pasti seru banget. Aku bisa jelasin kalau kamu gak ngerti. Ada pertandingan undercard juga, Deji vs Jake Paul! Kamu gak mau lewatkan, kan?"

Arvid akhirnya setuju, meskipun ia lebih terfokus pada proyek CoreVibe, namun Milim yang terlihat begitu bersemangat berhasil meyakinkannya. "Oke deh, kalau gitu kita jadwalkan. Nonton bareng, siapa tahu bisa jadi hiburan sejenak dari semua tekanan ini."

Milim semakin bersemangat. "Yes! Ini bakal jadi acara yang asyik, dan siapa tahu bisa jadi ide baru buat nambahin fun ke dalam hidup kita yang penuh kerjaan ini!"

Dengan begitu, meskipun fokus utama mereka adalah mengembangkan CoreVibe dan menghadapi tantangan teknis serta legalitas yang terus datang, Milim berhasil mengajak Arvid untuk menikmati waktu sejenak dengan menonton pertandingan tinju yang diprediksi akan menjadi salah satu acara terbesar di dunia digital tersebut.

Dan begitu pertandingan KSI vs Logan Paul berlangsung pada 25 Agustus 2018 di Manchester Arena, Milim dan Arvid menonton bersama, berbincang, dan menikmati pertandingan yang penuh ketegangan. Sementara itu, di belakang layar, proyek CoreVibe tetap berjalan dengan segala tantangan dan kesibukan yang harus mereka hadapi.

Suasana di Manchester Arena sudah memanas menjelang pertarungan yang ditunggu-tunggu—KSI vs Logan Paul. Di dalam arena yang penuh sesak, Milim sudah tiba lebih awal, mengenakan jaket kasual dan kacamata hitam, berdiri di antara ribuan penggemar yang sudah berkumpul untuk menyaksikan duel sengit antara dua influencer terkenal dunia. Tidak hanya antusiasme fans, namun juga ekspektasi tinggi terhadap pertarungan ini, yang menjadi salah satu acara paling ramai di dunia digital.

Sejak Milim memutuskan untuk datang langsung ke acara ini, ia tidak bisa menahan semangatnya. Setelah berbulan-bulan mengikuti latihan intens KSI dan Logan Paul di media sosial, kini ia berkesempatan untuk melihat semuanya secara langsung. Ia merasa seperti bagian dari sejarah yang tercipta malam itu. Arvid, yang selalu skeptis terhadap keramaian seperti ini, memutuskan untuk ikut menemani, meskipun dengan ekspresi wajah yang lebih datar.

"Serius nih, Milim, kenapa kita harus datang langsung ke sini? Aku masih lebih suka kerja di kantor daripada nonton dua orang ini berantem," tanya Arvid dengan nada geli, menyesuaikan diri dengan kerumunan yang ramai.

Milim menjawab dengan senyuman lebar, matanya berbinar penuh antusiasme. "Karena ini lebih dari sekadar pertandingan tinju, Arvid! Ini event global! Siapa yang gak mau jadi bagian dari acara terbesar di dunia internet ini? KSI, Logan—semua orang bakal ngomongin ini!"

Arvid hanya menggelengkan kepala, meski tak bisa menahan rasa ingin tahunya. Mereka berdua kemudian mengambil tempat di area penonton yang cukup strategis. Kehebohan semakin terasa saat para penggemar mulai meneriakkan nama kedua petarung, yang sudah memanaskan suasana dengan promosi mereka di media sosial selama beberapa bulan.

Akhirnya, waktu pertarungan pun tiba. KSI dan Logan Paul memasuki ring dengan penuh semangat. Ribuan penonton bersorak sorai, dan sorotan lampu langsung tertuju pada keduanya. Setiap gerakan, setiap pukulan, dipenuhi dengan ketegangan. Milim memegang erat tiket yang kini hanya tinggal kenangan dan memperhatikan setiap detil pertandingan.

"Wow, KSI baru saja melakukan pukulan keras itu! Ini seru banget!" teriak Milim, hampir tak bisa menyembunyikan kegembiraannya. "Arvid, lihat, lihat KSI bergerak cepat banget!"

Arvid hanya bisa mengangguk, meski ia lebih fokus pada statistik pertandingan dan berbicara sedikit dengan para penggemar di sekitarnya. "Ya, mereka benar-benar serius. Ini lebih dari sekedar gimmick media sosial, mereka menunjukkan keterampilan nyata."

Pertarungan berlangsung sangat ketat, dengan kedua petarung saling balas pukulan. Sorakan penonton semakin keras, menciptakan atmosfer yang begitu intens. Ketika pertandingan memasuki babak terakhir, Milim hampir tidak bisa menahan diri, matanya penuh fokus pada KSI yang tampaknya unggul. "Aku rasa KSI bisa menang, dia lebih berpengalaman!"

Namun, keputusan akhir pertandingan tak seperti yang diharapkan banyak orang. Hasil imbang mayoritas diumumkan, dengan dua juri memberikan skor 57-57, dan satu juri lainnya memberi skor 58-57 untuk KSI.

"Imbang? Gila, ini bikin penasaran banget. Mereka harus adain pertandingan ulang!" Milim berkata dengan kecewa, tapi masih bersemangat. "Tapi, lihat gimana suasana di sini, Arvid. Ini acara yang nggak akan terlupakan."

Setelah pertandingan, mereka berdua meninggalkan arena dengan senyuman. Milim terus menceritakan momen-momen seru sepanjang pertarungan, bahkan sempat membayangkan jika suatu hari nanti dia bisa melibatkan dunia digital dalam dunia olahraga seperti tinju.

"Bayangin kalau ada event kayak gini, tapi dengan teknologi kita! Fans bisa terhubung langsung sama petarung, prediksi hasil pertarungan, atau bahkan vote dalam bentuk token digital!" Milim berkata penuh semangat.

Arvid menatapnya, tersenyum tipis. "Bisa jadi ide bagus, Milim. Tapi malam ini, aku cuma mau menikmati momen ini dulu."

More Chapters