"AHHHHH!!"
Teriakanku memecah udara pagi yang sudah penuh dengan bau darah dan sihir terbakar.
Kapak itu meluncur ke arahku—cepat, kejam, dan tak bisa kuhindari.
Namun dalam sepersekian detik…
JLEB!!!
Sesuatu menusuk kepala elf itu.
Matanya melebar. Napasnya tertahan. Dan tubuhnya jatuh ke samping—berat dan tak bernyawa—bersama kapak raksasanya yang menghantam tanah, nyaris mengenai kakiku.
Aku menoleh.
Sebuah belati menancap di dahi si penyerang.
Lalu seseorang muncul dari balik bayangan dengan langkah terburu-buru.
Sylas.
"Hampir saja dia memotongmu jadi dua, my sweet human." gumamnya sambil menarik belatinya dari tengkorak si elf.
Dia berlutut di sampingku. "Kau tidak apa-apa?"
Sebelum aku sempat menjawab, tangan dinginnya menyelip di bawah lutut dan punggungku.
"Hey! Apa yang kau—"
"Aku akan menggendong mu lagi!" potong Sylas cepat.
